Posted by : vhienaa
Kamis, 23 Juni 2016
EVOLUSI E-BUSINESS
Secara alami, perusahaan konvensional yang berniat untuk mengimplementasikan
E-Business biasanya akan melalui tahapan evolusi. Perubahan secara
perlahan-lahan merupakan suatu kewajaran karena selain manajemen tidak mau
mengambil resiko besar, biasanya yang bersangkutan masih ingin melihat seberapa
“visible” medium internet dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya
(wait-and-see). Mayoritas dari perusahaan-perusahaan ini biasanya akan
menjalani 6 (enam) tahapan pengembangan E-Business (Hartman, 2000) seperti yang
diperlihatkan pada diagram berikut.
Brochurware
Pada tahap pertama, perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai medium
untuk berpromosi (marketing). Istilah “brochurware” sendiri memiliki makna
dipergunakannya internet sebagai sarana untuk mengembangkan brosur elektronik.
Jenis-jenis informasi standar yang biasa diletakkan dalam situs perusahaan
adalah: profil perusahaan, informasi produk dan pelayanan yang ditawarkan,
nomor telepon yang dapat dihubungi, dan lain sebagainya. Pada dasarnya
yang terjadi pada tahap ini adalah dipergunakannya internet sebagai medium
komunikasi satu arah, dimana para calon pelanggan dapat melakukan pencarian
(browsing) informasi sehubungan dengan seluk beluk perusahaan melalui
fasilitas-fasilitas pada situs terkait.
Customer Interactivity
Sesuai dengan namanya, pada tahapan berikut perusahaan mulai mengembangkan
kemampuan aplikasi situsnya untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah
(dialog) antara perusahaan dengan para konsumennya (atau calon pelanggan).
Contohnya adalah fasilitas interactive chatting yang memungkinkan para
pelanggan untuk secara interaktif berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan
bagian customer service perusahaan secara real time, atau yang lebih canggih
lagi melalui fasilitas multimedia semacam tele conference yang memungkinkan
seorang pelanggan untuk bertatap muka dengan manajemen perusahaan melalui
kamera. Prinsip yang dikembangkan di sini adalah untuk menciptakan relasi atau
hubungan interaktif dengan konsumen sebagai salah satu faktor yang menentukan
aspek kepuasan dan loyalitas pelanggan. Yang perlu dicatat adalah, secara
internal perusahaan, terkadang dibangun pula suatu mekanisme yang memudahkan
para karyawan (manajemen dan staf) untuk melakukan komunikasi efektif
(interaktif) melalui penggunaan teknologi informasi. Contohnya adalah penerapan
konsep intranet dan groupware sebagai sarana untuk komunikasi, kooperasi, dan
kolaborasi.
Transaction Enabler
Tahap selanjutnya adalah pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan
terjadinya transaksi bisnis secara elektronik (E-Commerce). Paling tidak
terdapat dua jenis transaksi bisnis yang umumnya terjadi. Jenis pertama adalah
mekanisme pembelian produk atau jasa oleh konsumen melalui internet. Aktivitas
perdagangan seperti pemilihan barang melalui katalog, penawaran harga, sampai
dengan pembayaran semuanya dilakukan melalui fasilitas yang tersedia di situs
perusahaan. Jenis transaksi kedua adalah yang terjadi antara perusahaan dengan
rekanan bisnisnya. Contoh klasiknya adalah pembelian barang-barang yang
dibutuhkan perusahaan melalui jaringan ekstranet, yaitu infrastruktur teknologi
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pemasok barangnya (supplier).
Sumber: Amir Hartman et al, 2000
One-to-One Relationship
Pengembangan infrastruktur E-Business selanjutnya adalah untuk menuju kepada
apa yang diistilahkan sebagai “One-to-One Relationship”, yaitu mekanisme yang
memungkinkan terjadinya transaksi perdagangan antar individu. Secara prinsip
yang terjadi di sini adalah mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis
individu, yang memungkinkan masing-masing konsumen untuk berhubungan secara
eksklusif dengan individu lain secara bebas. Contoh yang paling jelas adalah
dalam bisnis perlelangan atau penjualan mata uang (money changer). Dampak dari
mekanisme perdagangan seperti ini adalah dimungkinkannya seorang konsumen untuk
memperoleh harga spesifik yang berbeda dengan konsumen-konsumen lainnya.
Real Time Organizations
Pada tahap kelima ini yang terjadi adalah bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh
transaksi telah diambil alis secara otomatis oleh komputer. Secara real time
calon penjual dan pembeli melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan
transaksi saat itu juga. Aspek real time yang dapat dirasakan manfaatnya adalah
dapat dikonsumsikannya produk atau pelayanan pada saat itu juga, yaitu ketika
pembayaran melalui kartu kredit misalnya telah terotorisasi dari bank yang
bersangkutan. Aplikasi yang kompleks merupakan salah satu kunci kerberhasilan
sebuah perusahaan yang telah mencapai tahapan pengembangan E-Business semacam
ini.
Communities of Interests
Tahap terakhir dalam evolusi E-Business adalah kemampuan perusahaan dalam
membentuk sebuah komunitas di dunia maya, yang terdiri dari para konsumen dan
rekanan bisnis yang saling bekerja sama untuk menciptakan value di internet.
Hubungan antara perusahaan dengan konsumen, content partners, advertisers, dan
komunitas lainnya akan menciptakan berbagai model bisnis baru yang selanjutnya
akan menjadi sebuah peluang usaha yang layak untuk dikembangkan.
Kecepatan evolusi perusahaan dalam memanfaatkan internet untuk
mengembangkan E-Business sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan
ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula
berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti
tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan E-Business
dengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap
merupakan pilihan yang baik.